Sunday, 15 January 2012

Smack Down

Standard

Hidup berawal dari mimpi, tapi terkadang mimpilah yang berawal dari hidup. Semalem, gue ngumpul bareng anak-anak haha brother, temen-temen esema gue di Cafe Corner. Sebelumnya, alangkah mulia bila gue memperkenalkan mereka satu per satu. Pertama, Alau, temen gue dari kelas satu asema, dia adalah orang yang meyakinkan gue kalo untuk menentukan suku seorang anak, tidak harus melihat dari suku garis keturunan ayah. Dari nama panggilan aja udah jelas, Alau, mata sipit, kulit putih, wajah oriental dan bila ditanya orang apa, maka dia akan menjawab, ‘Saya seorang tambi”.

Lalu ada Saka, kambing jantan asal medan luntur yang berwajah polos, seperti malaikat di telinga kanan kita, tapi kalo udah ngomong, akan ada naga kembar bersirip lumba-lumba yang keluar dari mulutnya, sedikit tapi nyesek.

Berikutnya Cokent, manusia terganteng di dunia (baca: dunianya sendiri) memiliki jurus ampuh untuk mempengaruhi orang lain, dengan menggunakan kekuatan Eyes Sheel 21 ia akan mengeluarkan jurus “maxxxx” di setiap perkataannya. Kasihan sekali anak murid yang akan dididiknya nanti. Maafkan dosa-dosa Cokent Ya Allah.

Semalem Cuma ada kita berempat, sebenarnya ada dua kenceters lagi dalam haha brother, Risky dan Andri. Risky saat ini sedang kuliah di Bandung, pemilik alis tersipit di dunia versi On the Spot ini bercita-cita untuk mengganti prangko dengan stiker alis, dengan alasan untuk mengurangi penggunaan kertas sehingga mampu menjaga kelestarian pohon di dunia. Go Green. Perannya di dunia sebagai pemilik alis tipis membuatnya tidak ingin melihat hutan kita tipis.

Andri, sewaktu esema ia adalah seorang paskibraka dengan raihan eek kucing yang menempel di celana saat menjadi pemimpin upacara bendera. Kini, ia melanjutkan pendidikan di PLN sambil beternak jerawat batu yang bisa di panen tiap tiga hari sekali. Usaha yang berprospek bagus untuk manusia suka mesum senyum.

Senang rasanya bisa memperkenalkan mereka.

Kita memang udah lama gak ngumpul bareng, Alau sibuk dengan pekerjaannya, Cokent sibuk dengan laporan dan RPP, Saka sibuk dengan futsalnya. Entah kenapa dia begitu suka merumput di lapangan futsal, mungkin dia adalah seorang kambing jantan dari masa depan yang lebih suka merumput di lapangan futsal ketimbang lapangan bola besar. Tapi gue lebih percaya dia pasti gak pernah nonton iklan kambing yang bilang kalo, ‘Rumput gue lebih asik dari rumput tetangga”.

Kesibukan gue ? Menjalankan ajaran yang sedang gue anut beberapa bulan terakhir, jama’ah kebokiah. Tidur dan tidur. Zzzzzttt.

Di berbagai tempat makan ataupun tempat-tempat nongkrong seperti di sini, akan ada satu kesamaan, yakni pelayan yang doyan menghapal.

Baru datang dan merapatkan pantat.

“Pesan apa bang ?”, tanya pelayan.
“Emm...Capucino dingin satu, Extra Joss susu dua (dalam hati: yang kanan mbak), sama Capucino panas, deh, satu”, jawab kami satu persatu.
“Saya ulangi ya bang, Capucino dingin satu, Capucino panas satu, Extra Joss susu dua, betul bang ?”, pelayan nanya lagi.
“Betul mbak, eh, pisang kejunya dong”, tambah Alau.
“Pisang keju ya ?”
“Saya ulang lagi ya pesanannya ?”
“Capucino dingin satu, Capucino panas satu, Extra Joss susu dua, sama pisang keju”.
“Sosis ada mbak ?”, tanya Saka santai.
“Ada, pesan juga ?”
“Nggak, tanya jak.”
Pelayan mulai kesel.
‘Oke bang ya, saya ulangin lagi ...’. Belum sempet dia ngomong, buru-buru gue potong, ‘Gak usah mbak, langsung aja, keburu aus”.

Gue yakin, mbak-mbak tadi waktu masih TPA pasti sering juara lomba hapalan surat-surat pendek.

Banyak hal yang kita obrolin kemaren, mulai dari kuliah, kerjaan, acara tahun baru, pacar, hantu, rukiyah, bola, juga tidak lupa anjing galau laknat sebelah rumah gue.

Ngomongin masalah anjing itu, sekarang intensitas gonggongannya udah mulai berkurang, lengkapnya bakalan gue sampein di postingan gue selanjutnya.

Disela –sela obrolan, mata kami tertuju pada satu titik. Cewek sexy Televisi. Gue lupa di channel apa, yang jelas acaranya adalah WWF Smack Down. Dulu waktu Smack Down masih di tayangin di RCTI, zaman gue esde atau esempe gitu, gue suka banget nonton acara itu, apalagi kalo yang tanding itu Tori, beeeeh, rela deh gak tidur.

Gue inget banget, tiap ada smack down, gue pasti masuk kamar lebih awal. Pura-pura tidur, padahal nungguin jam 11 malem. Begitu jam 11 malem, gue akan mengintip pelan pelan, memastikan kalo orang rumah udah pada tidur semua, terus keluar nonton smack down dengan volume suara dimatikan. Mulut menganga depan tivi, iler berceceran. Gak lah.

Dulu, kalo ngeliat smack down itu keren abis, gayanya keren, berantemnya keren, cara smacknya juga keren, kecuali satu, Rickisy. Apa gak mampus lawannya dikasi pantat babi goyang odong-odong. Pulang-pulang pasti hidungnya jadi ciut, dan divonis terkena penyakit lelekuningitis, gak bisa ngupil karna ketutup bekas eeknya Rickisy. Orang luar negeri cebok gak pake air mamen.

Saking sukanya gue dengan smack down, gue sering maen gamenya di playstation, sering juga maen smack beneran sama adek gue di atas tempat tidur, sampe sekarang gue masih memegang rekor mematahkan satu kaki tempat tidur dan tiga kali keseleo. Sungguh momen-momen brutal yang indah, karena pertarungan gue selalu berakhir ketika ibu gue datang dengan sapu ijuk andalannya.

Semua ingatan indah gue akan hebatnya smack down musnah malam itu. Kekaguman selama hampir sepuluh tahun musnah seketika. Pukulan, tendangan, pitingan, smackan, kuncian itu ternyata hanya trik. Gak pernah ada pukulan yang bener-bener kena, mereka semua hanya pura-pura, ini seperti diving di sepak bola. Kenapa anak kecil polos kayak gue harus dibohongin dengan tontonan sirkus brutal ? Kenapa gue baru sadar sekarang ? Apa Cristiano Ronaldo dulunya dari smack down juga ?

Gue ketawa o’on, dalam hati gue Cuma bisa bergumam, ‘Ya ampun, bodoh sekali aku dulu”. Gue yang dulunya terkagum-kagum tiap nonton, sekarang Cuma ketawa-ketawa, expresi Broker T malam itu bener-bener lebay abis. Dipukul gak kena, dismack juga gak beneran tapi mukanya penuh penderitaan, kayak habis dinistakan dan dikeroyok persatuan bebek engkol se-indonesia.

Akhirnya malam itu gue sadar, smack down memang bukan tontonan yang baik untuk anak kecil, tontonan sirkus brutal itu hanya bisa menjadi hiburan buat orang-orang dewasa. Pantesan dulu sempet ada larangan game smack down beredar. Gue pikir karena para orang tua gak mau anaknya maen tarik-tarikan bra seperti di salah satu option game itu, tapi ternyata eh ternyata, terlalu banyak bin(a)tang sirkus di sana. Saran gue buat seluruh orang tua di Indonesia, siapkanlah sapu pamungkas milik anda untuk mendukung pelarangan smack down di Indonesia. Gue juga pengen ngingetin kalo apa yang kalian baca di awal postingan ini, memang tidak ada hubungannya sama sekali dengan isi postingan, ibarat wanita, itu hanyalah pesoleknya saja, kecantikan tetap apa yang ada di dalam. Terima kasih susah tersesat kemari.