Tuesday, 3 June 2014

Pelukis Rindu

Standard
versi dialog: Sebuah kanvas terbentang, bersama kuas dan cat lukis yang tersusun rapi di hadapannya. Secangkir kopi pun ikut bersanding dengan warna-warni cat yang  menyemarakkan mata. Setelah menentukan titik fokus, ia mulai menggoreskan kuasnya. Membentuk garis-garis yang tak dihubungkannya secara langsung. Air wajahnya tenang, meski dalam hatinya, ombak mengamuk. “Kau harus jadi seperti...