Sejujurnya,
saya tidak tahu apa itu Liebster Award, pun ketika Opi memilih saya sebagai
salah satu nominator. Meski demikian, terima kasih saya haturkan. Saya merasa
tersanjung dan berakibat punya satu postingan di awal tahun. Meski saya pikir,
ia memilih secara serampangan. Sebab, di malam sebelum sebuah mention postingan
blognya sampai di saya, ia menanyakan alamat blog di grup Kampus Fiksi 10.
“Sedang ingin blogwalking,” katanya.
Dasar modus! Kala itu saya menyambut baik niatnya. Membaca adalah tamasya tanpa
pergi. Apa pasal saya menghalangi? Sebelumnya ada kewajiban yang
mau tidak mau harus saya lakukan, di antaranya:
1.
Penerima award wajib berterima kasih kepada pemberi award.
2.
Penerima award wajib mendeskripsikan 11 fakta mengenai dirinya.
3.
Penerima award wajib menjawab 11 pertanyaan yang diberikan oleh si pemberi
award.
4.
Penerima award wajib memilih 11 blogger lain sebagai nominator award
berikutnya, dan berikan 11 pertanyaan untuk mereka.
Regulasi
itu, entah inisiatif siapa. Ingin protes rasanya, sebab sebelas terlalu banyak.
Bahkan, jauh lebih banyak dari jumlah mantan pacar saya. Sebelumnya saya sempat
berpikir, Liebster Award ini sebagai sesuatu yang kekanak-kanakan. Tapi,
bukankah keriangan anak-anak, adalah surga yang kita rindukan?
Agar
Liebster Award ini punya faedah, saya akan melakukan kewajiban yang tercantum dengan
serius, berbeda dengan yang Opi lakukan di sini. Kadang saya pikir, salah satu
sebab mengapa hubungannya tak pernah lebih dari enam bulan, bisa jadi karena
terlalu sering bercanda. Jangan terlalu memikirkan tawa, itu bukan sepenuhnya
tugas wanita.
Baiklah,
saya akan mulai kewajiban kedua. Semoga 11 fakta saya tak masuk di On The Spot.
1. K. Kristiawan Balasa nama saya.
2. R. Rajin sih kadang-kadang.
3. I. Ini, lelaki ini yang sebagian orang
tua cari untuk anak gadisnya.
4. S. Sering dikira kristen gara-gara nama.
Ayolah, tidak semua nabi itu islam, tidak semua kris itu kristen. Tidak semua
yang bertato itu preman, tidak semua yang bersorban itu beriman.
5. T. Tampan, kata Mamak.
6. I. I-kan udah tadi, gantian huruf
lainlah. Jangan tamak, Allah enggan.
7. A. AC. Milan! Tak ada klub yang lebih
baik dari Milan! Tapi dulu, waktu Dida, Maldini, Nesta, Stam, Cafu, Pirlo,
Gattuso, Seedrof, Kaka, Inzaghi, Shevchenko main bersama.
8. W. Wawan panggilannya, tapi ada juga
yang panggil Sayang. Yaiyalah, emang jomblo kayak Opi!
9. A. Alhamdulilah, pemakan apa saja.
Kecuali petai dan udang. Bikin alergi. Hih.
10. N. “Nah, kan bingung mau tulis apa,”
batin saya seringkali.
11. B. Belum semua huruf nama masuk, kok
udah habis. Nostalgia zaman SD kan jadi kurang! Eh, ada yang butuh tanda tangan
di belakang binder?
Sungguh,
orang yang tidak kenal dirinya sendiri, pasti akan kesulitan melaksanakan
kewajiban itu. Sekarang, saya akan menjawab sebelas pertanyaan dari Opi. Untung
Opi bukan dosen, jika iya, pertanyaan ini pasti beranakpinak.
1. Sebelas kata tentang
gue?
Sebelas
kata terlalu sedikit untuk mendeskripsikan, bagaimana kalau satu paragraf?
Boleh?
2. Pernah mampir ke
blog gue? Lebih setuju gue nulis cerpen apa curhatan?
Pernah,
dan saya lebih setuju cerpen, sebab, curhat dalam cerpen lebih elegan.
3. Yang cowok: istri
idaman lo seperti apa? Yang cewek: suami idaman lo seperti apa?
Istri
idaman, yang bisa masak. Saya percaya, perut juga butuh cinta. Selebihnya, satu
frekuensi.
4. Percaya nggak pada
cinta pandangan pertama?
Percaya!
Saya langsung jatuh cinta saat pertama melihat Ibu saya.
5. Pendapat lo tentang
kalimat sialan ini, ‘cinta nggak harus memiliki’?
Saya
pikir, cinta bukan perkara hak milik, tapi hak hidup.
6. Kalo lo terlahir
kembali, lo pengen jadi apa atau seperti apa?
Jika
saya terlahir kembali, saya ingin menjadi senja. Sudah puitis?
7. Kalo lo bisa mutar
waktu, lo mau kembali ke masa yang mana dan apa yang mau lo lakuin?
Saya
ingin kembali ke masa kecil, dan melakukan sedikit kenakalan besar.
8. Kalo lo disuruh
Tuhan milih mau punya kekuatan super apa, lo pilih mana? (Salah satu aja). Bisa
terbang, bisa ngilang, bisa baca pikiran orang?
Saya
lebih suka bikin wanita terbang. Baca pikiran orang, buat hidup membosankan.
Saya ingin bisa menghilang, dan muncul di depan pacar. Maklum, calon LDR.
9. Deskripsikan tentang
pacar lo! Atau kalo nggak punya pacar, gebetan deh. Seperti apa dia?
Saya
rasa Tuhan sedang sangat amat bahagia ketika menciptanya.
10. Satu lagu dan siapa
penyanyinya yang ngegambarin tentang dia (pacar atau gebetan lo), yang kalo lo
puter tuh lagu lo langsung inget dia?
Saya
tidak terlalu sering mendengar lagu, sebab tawa wanita saya terasa lebih merdu.
Tapi, perkara mengingat, jika kami sedang ‘berjarak’, seiris bawang bombai pun
mampu merotasinya dalam kepala, apalagi sebuah lagu.
11. Pilih gue apa Dijah
Yellow?
Sekarang,
tiba waktunya saya memberi sebelas pertanyaan pada sebelas orang blogger yang
beruntung. Sebagaimana yang sudah saya sebut di atas, saya akan membuat
Leibster Award ini berfaedah.
1. Seorang dosen pernah membuka kelas
dengan satu pertanyaan, “kamu kenal dia?” katanya sambil menunjuk seorang teman
saya. Menurutmu, apa saja kriteria ‘kenal’?
2. Jika kamu diberi mukzizat, sekali saja,
dalam satu waktu dapat menyelesaikan sebuah novel. Cerita apa yang akan kamu
angkat?
3. Sebutkan tiga buku terakhir yang kamu
baca!
4. Siapa orang yang paling ingin kamu
temui? Alasannya?
5. Punya target apa di 2015? Cieh resolusi~
6. Bahagia paling sederhana kamu, apa?
7. Apa yang paling bikin kamu nyaman?
8. Tokoh siapa, di buku atau film yang
ingin kamu rasai jalan hidupnya? Mengapa?
9. Buat satu pertanyaan untuk isi nomor 10!
10. (jawab pertanyaan yang kamu buat)
Itu
tadi sebelas pertanyaan yang harus dijawab oleh sebelas orang beruntung ini.
Dan, nominatornya, adalah:
Tiga sisanya belum saya putuskan.
TABIK!