Sunday, 5 May 2013

Perempuan Dalam Mimpi [Episode 2]

Standard
Tulisan ini merupakan lanjutan project #FlashFictionBersambung @benzbara_ Perempuan Dalam Mimpi Episode 1



Perempuan Dalam Mimpi Episode 2


Sore.

Saat dimana matahari pulang bekerja dengan menjinjing senja. Aku baru saja meninggalkan kafe itu dengan perasaan yang tak menentu. Ini benar-benar hari yang aneh. Entah mengapa aku datang kembali menunggunya di sana. Di kafe itu, tempat biasa kami memadu rindu. Sejak kepergiannya dua bulan lalu, aku tak pernah lagi mengunjungi kafe ini. Aku takut, ingatanku tentangnya akan membuat dia tidak tenang di sana. Di sisi Tuhan, dalam pelukan bidadari-bidadari surga.

Aku sendirian. Hanya termenung sambil sesekali menyeruput kopi dan sepuntung rokok yang biasa dia pesan. Ya, aku memang sedang mengenangnya di sini, mengingat kebersamaan kami yang sudah berjalan hampir tiga tahun, bahkan berencana untuk menikah. Mengingat bagaimana dia biasa membelai rambutku, bagaimana dia memeluk erat tubuhku, bagaimana dia mengajak aku bercanda, bagaimana dia membuat hidupku lebih berwarna. Aku mengingatnya dengan rasa hilang yang besar dan senyum yang kecil. Lagi-lagi aku tidak ingin membuatnya tidak tenang di sana. Aku harus ikhlas, membiarkan dia menjadi kekasih Tuhan seutuhnya.

Keanehan kedua hari ini. Aku didatangi seorang lelaki.

Kedatangannya memecah hening lamunanku. Tiba-tiba saja dia menyerudukku dengan berkata, “Kamu perempuan yang ada di dalam mimpiku”.

Aku heran. Aku tidak mengenalnya, melihatnya pun belum pernah. Tapi dengan yakin dia berkata demikian. Tidak cukup sekali, bahkan berulang kali dia mengatakannya. Aku hanya mengimbangi percakapan ini dengan tanya dan raut wajah heran. 

Benar-benar orang yang aneh. Baru saja bertemu sudah mengatakan aku perempuan yang seringkali hadir dalam mimpinya. Benar-benar modus berkenalan yang aneh menurutku. Unik ? tentu saja tidak, itu aneh. Selain itu dia juga menyebalkan. Dia sudah membuyarkan kenanganku di sana. Kenangan yang sedang aku gali dari tiap jengkal ingatan dalam otak yang tersimpan rapi di hati. Ya, aku selalu mengingat tiga tahun kebersamaan kami dalam otak, dan yang baik-baik akan menjadi kliping terindah dalam hati. Kenangan buruk sudah aku buang jauh. Bukankah hati diciptakan Tuhan untuk mengembangbiakkan kebaikan dan keindahan ?


Hey, tunggu sebentar. Sepertinya dia mengubah mood ku sekarang.

1 comment: