Rambutnya
tergerai seperti tirai gerimis di siang hari, mengkilap. Terlebih saat angin
pantai memainkan iramanya, hitam itu begitu anggun menutupi sebagian wajahnya
yang kuning langsat. Wanita yang sudah lama menetap di hatiku ini, memang
selalu buat aku terpana. Jika pepatah mengatakan hanya keledai yang jatuh pada
lubang yang sama, maka akulah keledai itu, yang selalu jatuh hati padanya,
berkali-kali, setiap bertemu.
Mataku
adalah paku, dimana ia serupa kayu dan perasaanku menjelma palu. Seringkali,
palu yang memukul mataku ia sadari, kemudian senyum ranumnya membalasku. Jika
sudah begitu, aku hanya akan berpura mengajaknya bicara untuk menutupi rasa.
Seperti saat sekarang ini, sayangnya, ketika lidahku hendak berkata-kata,
lelaki itu datang, mencium pipi kirinya dan tersenyum padaku.
Ah,
bukankah, sebelum janur melengkung, aku masih bebas untuk memilih?
Insp.
Blackout-Resiko Orang Cantik
140515; 10:09 AM
ReplyDelete