Selamat
tanggal 1!
Sebentar,
kita pernah merayakannya? Seingat saya, hanya waktu ulang tahun pertama, itu
pun diundur untuk perayaan yang lebih raya; Jakarta.
Jadi,
sudah berapa bulan kita pacaran? Setahun tiga bulan? Semoga benar. Bukankah kita
sendiri sering debat ikhwal tata cara penghitungan. Belum lagi ditambah putus
nyambung yang beberapa. Kenapa hitungannya tetap dari awal, ya?
“Kita
tinggal punya waktu kurang lebih dua minggu untuk bersama,” katamu pagi tadi. Saya
tersenyum getir. Ah, betapa saya membenci jarak. Berdasarkan pengalaman, ia
musuh yang enggan berteman. Semoga kami cepat damai.
Perkara
LDR, saya pernah berkelakar pada seorang teman, “Pasangan LDR yang berhasil
nikah, namanya pantas diabadikan sebagai nama jalan.” Ada perasaan ganjil sebenarnya
waktu saya mengatakan itu, selain masa lalu yang kurang berpihak, sedikit
masalah kecil kita kemarin, juga menguncupkan mawar yang sempat mekar. Tapi,
celetuk teman saya, ahli LDR—demikian saya menyebutnya, bikin kepala kembali
tegak,”Kau tak ingin namamu jadi nama jalan?”
Kita
sama-sama tak suka jarak. Kau juga mengutuk hal satu itu beberapa kali, di
waktu lalu, saat kita dalam kuasanya yang singkat. Ah, bagaimana jika taman
bunga dalam kepala, dengan segala tentangmu yang biak, butuh aroma tubuhmu
untuk bernapas, butuh hangat dekapmu untuk hidup? Kenyataan kadang-kadang
menjauhkan.
Sebenarnya,
ada banyak yang ingin saya sampaikan, tapi, kau sudah duduk di ruang tamu. Tunggu
saya sebentar, siapkan senyum dan tawa itu untuk saya ingat.
Semoga
dalam jauh, hati kita semakin dekat. Dalam temu yang singkat, kenangan akan
jadi obat. Belasan hari lagi, kita harus belajar dan kehilangan banyak hal. Mata
kita tak akan lagi saling tatap, semoga layar ponsel menjaganya tetap hangat. Semoga
yang akan hilang, hanya kebiasaan, bukan perasaan.
Semoga
imajinasi kita makin teruji, betapa LDR terasa bosan tanpa kejutan. Semoga
kuat, Sayang!
Jarang-jarang nemu surat puitis gini :)
ReplyDeletePuitis cuma alat orang-orang mengekalkan kenangan :)
DeleteLdr jd sebahagia ini
ReplyDelete