Friday, 6 February 2015

Untuk Diri Sendiri

Standard
Teruntuk Balasa Junior,

Piye kabare le? Apik wae to?

Tentu kau masih ingat bagaimana lingkungan keluarga mengajari kita bahasa Jawa. Sampai sekarang aku hanya berada pada level mengerti-maksud-tapi-tak-bisa-mengatakan. Kau tahu, kupikir itu semua gara-gara kau. Andai saja sejak dulu kau terbiasa mengucapkan, tentu adik kita tak akan jauh lebih baik dan fasih. Dan sudah pasti, kau, maksudku aku, bisa lebih nyaman berinteraksi dengan keluarga jauh kita di sana.

Tenang, tenang.

Aku tak hanya datang untuk komplain. Dan aku tahu, surat ini tidak semestinya jadi layanan pengaduan. Aku juga sangat ingin berterimakasih padamu. Untuk sikap pemalumu. Untuk ketakutanmu di hadapan wanita. Sebab, karenanya, sampai aku semuda ini, track record karir asmaraku terbilang bagus. Bahkan, dengan track record yang sedemikian baik, aku sempat berpikir untuk melamar jadi calon wakil ketua KPK.

Oh, kau tak tahu KPK? KPK itu akronim dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebentar, aku rasa itu tak akan keluar di ulangan caturwulanmu. Tak perlu kujelaskan lagi. Nanti kau bakal tahu sendiri.

Aku punya sedikit wejangan untukmu. Cobalah untuk setidaknya, beberapa kali saja bersikap nakal. Menurutku, kau terlalu lurus. Sepanjang ingatanku, dari SD hingga SMA, kau hanya tiga kali masuk ruang BP. Itu pun untuk hal yang memalukan, jauh dari keren. Aku bahkan tak sampai hati bila harus menuliskannya di sini. Nanti kau pasti tahu sendiri.

Kau tahu, di antara teman lelakiku, tak jarang hanya aku yang tak punya kenakalan mencekam. Main gaplek di pelajaran agama, bukan sesuatu yang bisa dibanggakan, meski itu membuatmu masuk ruang BP. Percayalah.

Sejak SD hingga SMA, kau selalu berteman dengan siswa yang bisa dibilang antu di kelas. Cobalah sedikit belajar nakal dari mereka, ikuti beberapa aktivitasnya. Tapi tetap pertahankan anti rokok dan alkohol. Ingat, kau hanya perlu naik becak untuk merasakan mabuk. Dan, alergi bebauan dan debumu itu cukup membantumu tetap sehat hingga sekarang.

Dan lagi-lagi, bila ini membantu, patuhi perintah bapak untuk les bahasa inggris dan juga belajar berenang. Aku merasa menyesal sekarang. Dua hal itu penting untuk hidupmu ke depan. Kau bisa tengsin jika wanitamu kelak mengajakmu ke kolam renang. (lagi-lagi) Percayalah.

Satu hal yang paling penting, pesan yang sangat aku harap bisa mengubah semua. Jika nanti mamak mulai berpikir untuk membelikanmu perabot kamar, jangan kau biarkan beliau pergi sendiri. Ikutlah pergi membeli, agar aku kau tak menyesal nanti.

Salam ganteng (-,)



Surat ini aku tulis di kamar yang baru saja aku ubah semua warna dinding dan perabotnya. 

0 komentar:

Post a Comment