Minggu kemaren,
gue ikutan acara di kampus, Training of Public Speaking. Pesertanya rame, mayoritas
anak angkatan baru, gue tau bukan karena gue kenal mereka satu-satu. Tapi
karena mereka punya ciri khas, “rambut cepak”. Waktu pertama gue masuk kuliah, rambut
gue juga dicepak, dan itu jelek menurut gue. Bukan berarti gue yang paling
jelek, banyak temen-temen gue yang lebih jelek lagi, model cepak cepok, sentuhan
artistik senior-senior gue.
Kembali ke acara
tadi, disana kita punya jargon,”saya bisa”, “saya luar biasa”, dan yang
terakhir “saya bisa saya bisa saya bisa” sambil angkat jempol dan goyangin
tangan kita ke kiri, kanan, depan, belakang, samping, utara, timur, tenggara,
barat laut, dan barat daya. Sory, gue habis liat peta. Dan gue nggak tau, kenapa
gue harus bilang saya bisa ? kenapa gue harus bilang saya luar biasa ? kenapa
gue harus angkat jempol ? kenapa tangan gue harus goyang ? kenapa hati gue
cenat-cenut ? gue nggak tau, jujur...jujur banget gue nggak tau, gue nggak mau
nyari tau, dan gue nggak tau kenapa gue nulis ini.
Acara berlanjut,
materi slide demi slide ditampilkan, semilir angin bertabrakan, lantunan irama
perjuangan dimainkan, mata gue tetap menghadap depan, gue khawatir dengan
keadaan angin yang tabrakan, mudah-mudahan dia cepet baikan. Materi selesai,
ada sedikit permainan, kita harus mengikuti apa yang dikatakan tutor dengan
kode-kode tertentu. Misalkan, “Traps pegang kepala, traps pegang hidung, traps pegang
tangan, pegang bulu hidung. Lho cukup baca, nggak usah ikutan pegang.
Gue nunggu mudah-mudahan ada traps pegang dompet temen, ternyata nggak ada,
yaudahlah mungkin belom rezeki gue. Nah, untuk setiap perintah tanpa “traps”
didepan yang diikutin, berarti salah, dan harus maju ke depan. Akhirnya dapet
empat orang yang nggak konsen, mereka dipersilahkan bercerita apa yang harus
teman-temannya tau tentang mereka. Ada yang cerita nama, tempat tinggal,
jurusan di kampus, bon-bon hutang, tanggal lahir, tanggal ninggal, ada yang
cerita kenapa dia dateng pake jas almamater pesantren, pake kaos, dan untung
nggak ada yang cerita kenapa dia pake jam tangan mati. Kalo pun ada, gue tau,
orang itu pasti gue.
Sesi berikutnya
ganti tutor, sebut saja bang Fuad. Pertama ucap salam setelah assalamualaikum,
beliau bilang ,“Semangat Pagi !” kita jawab, “ Pagiiiiii !”. Lalu beliau
melanjutkan, seharusnya jawab dengan cepat, “Pagi !”. Ini dimaksudkan supaya
semangat kita, di waktu kapanpun sama seperti semangat kita di pagi hari. Kalo
nggak salah gue, salam di kepolisian juga pake semangat pagi, dan kemungkinan
besar polisi di daerah gue juga mengadopsi salam ini. Kalo salah tolong kasi
tau gue, dan gue juga minta maaf. Pantesan aja polisi disini rajin banget
padahal udah siang bahkan sore, pasti
gara-gara SEMANGAT PAGI ini, mungkin mereka bersemangat karena di pagi hari mereka
sering razia, mau bebas administrasi Rp. 50.000,- atau ikut sidang, kalo lho
ikut sidang berarti tanda pengenal lho ditahan.
Lanjut ke
materi, sebagai pembuka, bang Fuad bertanya ke kita semua, “ di dunia ini apa
yang paling kalian takutkan ?”, ada yang jawab, “harimau”, “anjing”, “cacing”
(yang teriak cacing ini anak cowok), ada lagi yang teriak, “takut sendiri
bang”, gue yakin anak ini pasti anak galau, dia takut sendirian, lalu dia
galau, dia update status di facebook, “4ku L46i 94L4u niH, t3m3n1N 4ku d0n999
!”, lalu nggak ada yang komen, dia makin galau, dan dia gabung ke grup Galau
Community. Kasian ni anak. Ada lagi yang teriak, “takut lupa ingatan bang”,
menurut gue ini anak pasti tukang kredit, dia nggak mau rugi, jadi dia takut
lupa ingatan. Lalu gue tanya sama diri gue sendiri, “Wawan, di dunia ini apa
yang paling lho takutin ?”, hati kecil gue jawab,” yang paling gue takutin
adalah ketakutan itu sendiri”. Bijak banget hati kecil gue.
Kita belajar
gimana caranya ngomong di depan publik, dan yang beruntung maju ke depan waktu
itu seorang cewek dan seorang cowok, sebut saja Putri dan Topan. Kita
ditampilkan gambar dalam serangkaian slide, gambar-gambar anak kecil yang
kelaparan, busung lapar, pokoknya miris banget. Tugas mereka yang beruntung itu
adalah menceritakan gambar dari slide yang ditampilkan. Yang pertama mbak
Putri, dari sekian kata yang terlontar, yang gue inget dia bilang, “para
pejabat kita banyak yang tidak layak, maaf, kurang layak menjadi seorang
pejabat dan tidak mampu menjalankan apa yang diamanatkan oleh undang-undang”.
Helooo mbak Putri, di dalam undang-undang dikatakan, FAKIR MISKIN DAN ANAK
TERLANTAR DIPELIHARA OLEH NEGARA. Tolong di zoom pada tulisan DIPELIHARA. Oke gue
coba jelasin, di rumah, gue pelihara marmut, dulu ada dua ekor dan sekarang
udah jadi delapan ekor. Berarti gue cukup sukseskan memelihara marmut ? Nah, begitu juga dengan pemerintah kita, dari
tahun ke tahun fakir miskin makin banyak di Indonesia, berarti pemerintah kita
berhasil dong menjalankan apa yang diamanatkan undang-undang. Gitu aja kok
repot mbak ? gue nggak tau logika gue yang
salah atau yang nulis yang salah
Lalu di dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dituliskan, “.....perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Republik Indonesia.....”. Jadi sudah jelas rakyat itu cuma sampai di depan
pintu gerbangnya aja, mau masuk susah, mau mundur nanggung, yang masuk ke dalam
kemerdekaan cuma anggota dewan, birokrat, pengusaha, and the genk. dan lagi-lagi gue nggak tau siapa yang salah,
mudah-mudahan gue
Itu yang gue
tangkap dari mbak Putri, kemudian yang beruntung berikutnya mas Topan. Ia
berbicara dengan suara lantang, mewakili nasib anak-anak terlantar di
Indonesia, suara yang menggelegar, urat di leher muncul keluar, matanya
melotot, langit mendadak gelap,
tiba-tiba hujan deras, petir menyambar. Sory-sory, lagi nonton Indosiar.
Lalu ia bertanya dengan nada tinggi, “alam kita kaya, kalian pernah melihat
Indonesia ? kalian pernah melihat tangisan Indonesia ? kita bisa merasakannya”. Sebenarnya gue mau
jawab, “saya pernah melihat Indonesia, apa kamu melihat mickrofon di depan
mulutmu ? apa kamu malihat kita ini di ruangan tertutup ? telinga kami sakit
mendengar suaramu”. Sayang, gue nggak sempet jawab kayak gitu.
Terlepas dari itu, gue setuju dengan mas Topan, ia bilang alam kita kaya, dan kita satu-satunya negara di dunia yang bisa memproduksi beras dalam bentuk cair. Apa kamu tau ? kamu tau ? beras kencur asli Indonesia. Bagi yang berminat silahkan menghubungi saya (hanya menerima pembelian partai besar).
Terlepas dari itu, gue setuju dengan mas Topan, ia bilang alam kita kaya, dan kita satu-satunya negara di dunia yang bisa memproduksi beras dalam bentuk cair. Apa kamu tau ? kamu tau ? beras kencur asli Indonesia. Bagi yang berminat silahkan menghubungi saya (hanya menerima pembelian partai besar).
Habis itu kita
istirahat, sholat + makan siang. Karena gue ada kesibukan lain, gue nggak ikut
lanjut lagi di acara ini, begitu juga cerita gue yang harus berenti sampai
disini.
17:35
PM ;
4 Nov 2011
. anreet kw bawa2 nama galau !!!
ReplyDeletenyindir keh ape kw neh. ?
asem'lh cink ee,, segitu ee gak sampe2 d bawa2 gt !!!
ahahahhahaa... :D gw mah cuma ngeliad dari sudut pandang yang "negatif" dan itu juga menurut gw do .. dari segi realita kehidupan ajaa .. :D
ReplyDeletekalau semua hal yang tertera didalam Undang-undang or peraturan apa ajalah (whatever) juga pastinya menginginkan yang terbaik .. cumaaa....
"mereka" itu tidak semuanya menjalankan kewajiban mereka, sehingga hak-hak yang ada menjadi terlewatin gitu aja..
maklum, gw juga grogi kalee maju kdepan bgtu, ngomongny muter2 ky burung .. :D
manteepp tulisannya, selamat berkarya bro !
wan bikin yang lebih gile agk
ReplyDeletesoalnye ceritenye belom gile keag orangnye
sip sip sip....
(kakkakakakakkakkakkakak)
bikin cerite tentang kwn futsal kite ye,
yang pagi2 semngat bnar kea mo maen malamnye tu..
eh tp tag dtg dye..
akhirnye kwnnye yg lain kesal n marah2 di lapangan
gr2 mrah jd kalah
hadoohh....
:)
@wizar: hahaha, ini fakta
ReplyDelete@putri: sama put, saya kan cuma memandang dari sudut kedodolan hahahha
mari berkarya :D
@adi: wakakakakaak sudah sudah, lupakan itu, sudah cukup saya terdzolimi
050515; 09:34 PM
ReplyDelete