Sore yang dingin, dengan cahayanya yang tertutup awan mendung
beriring suara angin, saya duduk di ruang tamu rumah orang tua saya,
baru saja terbangun dari tidur siang saya yang singkat. Bukan tusukan
dinginnya cuaca yang membawa saya kembali ke alam nyata, tapi sebuah
pesan singkat kiriman seorang teman yang menjadi penyebabnya, ia
mengirimkan beberapa baris puisi yang kurang lebihnya seperti ini, “
kini ku sendiri, rasa ini tak mungkin terwujud dalam kisah kasih kita,
kini ku mengerti, tulus cinta ini hanyalah mimpi panjang yang tak
pernah usai, karena tuk bersamamu bagaikan memeluk bulan ”. Jangan
tersenyum cemas dulu teman, ini bukan sms khusus untuk saya, hanya saja
kebetulan saya mendapat jatah untuk ungkapan hatinya itu. Kembali ke
cerita. Sejenak saya tersenyum, dorongan untuk membalas sms itu
membatalkan nafsu diri kembali ke peraduan. Tapi apa yang harus saya
tulis, sedikit memutar otak, jari pun menari di atas keypad, “ jika aku
bulan bagimu, tidakkah kau bisa melihat indahku walau kau tak mampu
memelukku, kan ku lindungi dirimu dengan sinarku, ku temani langkah di
tiap malammu, dan ku kirimkan teman kecilku untuk hiasi langit mimpimu
“. Bukan seuntai kata yang puitis, karena saya bukan termasuk orang
yang romantis. He..he..he. Tanpa pikir panjang, sms langsung saya
kirimkan.
Saya lepaskan pandangan saya dari layar kecil di
tangan, kemudian menatap ke arah luar jendela, hujan telah turun,
rintikannya bagaikan lantunan nada alam, dengan gesekan daun-daun yang
tidak ingin ketinggalan, membuat saya kembali teringat akan masa silam.
Hemm...masa yang indah bagi saya, tapi saya belum ingin membagikannya
kepada kalian. He..he. Dalam pikiran ini terngiang, dalam hati ini
terkenang, saya pun larut dalam lamunan, namun kembali disadarkan oleh
getaran hp di tangan. Ternyata sms balasan dari teman saya tadi,
singkat ia membalas, he.he.., begitu tulisnya. Saya pun kembali
tersenyum, tapi saya juga bingung apa maksud dari senyuman saya ini,
mungkin saya senang atau juga gembira, halah, sama saja, hhe.., tidak
begitu penting memang, hanya saja, mampu membuat orang lain tersenyum,
apalagi di saat orang itu bersedih, merupakan sesuatu yang penting bagi
saya, bahagia seseorang bukan hanya tanggung jawab dirinya, tapi juga
tanggung jawab kita sebagai seorang insan.
Maaf sebelumnya jika
teman-teman mengharapkan sesuatu yang lebih dari tulisan ini, saya
hanya tidak ingin tersenyum sendiri, takutnya orang berpikir saya ini
gila, padahalkan saya ini yang membuat orang tergila-gila.
Ha..ha..ha....itulah alasan mengapa saya menuliskan ini, agar banyak
yang tersenyum mungkin karena tertipu, tapi tentu saja bukan sebuah
senyuman palsu, kalaupun tidak lucu, sekedar senyum partisipasi
sepertinya juga perlu.
Selamat senyum.
29 November 2010
040515; 12:51 PM
ReplyDelete